Ketika sedikit tersadar dari tidurnya, Wina tahu bahwa tangan suaminya menggapai ingin memeluknya. " Sayang, sini Mas peluk." Wi...
Ketika sedikit tersadar dari tidurnya, Wina tahu bahwa tangan suaminya menggapai ingin memeluknya.
" Sayang, sini Mas peluk."
Wina tahu, ia sangat rindu pada suaminya,
" Ya mas, gimana rasanya , apakah sudah lebih baik?"
" Alhamdulillah,Dik, ini sudah enakan. Makasih ,ya Dik, sudah sabar melayani Mas selama sakit,"begitu sang suami menjawab.
" Lhah, itu kan memang sudah kewajibanku, Mas. Ngapain juga, harus berterima kasih, kalau melihat Mas sudah sehat itu saja aku sudah sangat senang , Mas," kata Wina seraya mencium pipi suaminya dengan sayang. Didekapnya dada kekar yang sangat dirindukannya itu.
Yanwar tersenyum lalu dikecupnya kening terkasihnya,
" Sayang...aku sayang banget sama isteriku ini." Wina merasakan begitu lembut suaminya mencium kening dan kedua pipinya.
"Aku juga sangat menyayangimu,Mas. Mas tahu itu." kata Wina.
Sesaat kemudian ia merasakan rengkuhan tangan kekar itu pada tubuhnya.
" Kita tidur, ya Dik," kata Yanwar seraya merapatkan pelukannya. Wina pun memejamkan matanya, kehangatan dan kedamaian yang sudah lama tak dirasakan, kini meresapkannya kembali. Selama sang suami sakit, mereka memang tidur terpisah, hingga rindu di hati pun kian membuncah.
Tapi malam itu ia merasakan kedamaian dan hangatnya pelukan suami yang sangat dicintai dan dirindukannya. Meski mereka melepas rindu hanya sebatas melalui pelukan dan ciuman di pipinya, wina bisa merasakan hatinya yang menghangat dengan belaian dan ciuman sayang dari suaminya.
Suami yang telah membersamainya selama lebih dari empat windu mampu membelenggunya hingga terkekang dalam ikatan pernikahan yang sakinah seperti yang didambakannya. Hari demi hari kian lekat kasih sayang yang mengikatnya. Hal itu tidak membuatnya menyesal melainkan semakin menambah rasa syukurnya pada Sang Maha Pengasih.
COMMENTS